Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 167

09 Oktober 2020

Bahkan seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus, ia pun tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri. Bukan hanya orang semacam itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan, tetapi pekerjaan yang ia lakukan pun tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Dengan kata lain, pengalaman manusia tidak dapat secara langsung ditempatkan di dalam pengelolaan Tuhan, dan tidak dapat pula merepresentasikan pengelolaan Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan sendiri lakukan sepenuhnya merupakan pekerjaan yang hendak Ia lakukan di dalam rencana pengelolaan-Nya sendiri dan berhubungan dengan pengelolaan besar-Nya. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia (yaitu, manusia yang dipakai oleh Roh Kudus) terdiri dari menyediakan pengalaman pribadi bagi dirinya. Terdiri dari menemukan jalan baru pengalaman yang melampaui jalan yang pernah ditempuh oleh para pendahulunya, terdiri dari memimpin saudara-saudari mereka seraya berada di bawah bimbingan Roh Kudus. Yang dihasilkan oleh orang-orang ini adalah pengalaman pribadi mereka, atau tulisan-tulisan rohani yang ditulis oleh manusia-manusia rohani. Meskipun orang-orang ini dipakai Roh Kudus, pekerjaan yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan agung yang tercakup dalam rencana enam ribu tahun. Mereka semata-mata manusia yang telah dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam periode-periode tertentu untuk memimpin orang-orang dalam aliran Roh Kudus, sampai fungsi yang mereka jalankan berakhir atau sampai hidup mereka berakhir. Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan sendiri atau melanjutkan satu aspek tertentu dalam pengelolaan yang Tuhan sendiri kerjakan di muka bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar di dalam pengelolaan-Nya, dan mereka juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, apalagi menyimpulkan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Oleh karena itu, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang mengerjakan pelayanan-Nya. Ini dikarenakan pekerjaan yang mereka lakukan tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan sendiri. Pekerjaan mengantarkan zaman yang baru bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia menggantikan Tuhan. Pekerjaan itu tidak dapat dikerjakan oleh siapa pun selain oleh Tuhan sendiri. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan dilakukan tatkala digerakkan atau dicerahkan oleh Roh Kudus. Pedoman yang dihasilkan oleh orang-orang ini sepenuhnya terdiri dari menunjukkan kepada manusia jalan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya ia bertindak selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan manusia tidak melibatkan pengelolaan Tuhan, juga tidak merepresentasikan pekerjaan Roh. Sebagai contoh, pekerjaan Witness Lee dan Watchman Nee adalah memimpin. Entah jalan baru atau lama, pekerjaan tersebut dilakukan bersandarkan prinsip untuk tetap berada dalam lingkup Alkitab. Entah untuk memulihkan gereja lokal ataupun membangun gereja lokal, pekerjaan mereka berkaitan dengan mendirikan gereja. Pekerjaan yang mereka lakukan dalam melanjutkan pekerjaan Yesus dan rasul-rasul-Nya belum selesai atau tidak berkembang lebih lanjut pada Zaman Kasih Karunia. Yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka adalah semata-mata melakukan kembali apa yang Yesus perintahkan di awal pekerjaan-Nya untuk dilakukan oleh generasi-generasi yang muncul setelah Dia, seperti menudungi kepala mereka, menerima baptisan, memecah-mecah roti, atau minum anggur. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mereka adalah berpegang pada Alkitab dan mencari jalan dari dalam Alkitab. Mereka tidak menghasilkan kemajuan baru apa pun. Oleh karena itu, yang dapat orang lihat dalam pekerjaan mereka hanyalah penemuan cara-cara baru di dalam Alkitab, juga tindakan-tindakan yang lebih baik dan lebih realistis. Orang tidak dapat melihat di dalam pekerjaan mereka kehendak Tuhan yang sekarang, apalagi menemukan pekerjaan baru yang berencana dilakukan oleh Tuhan di akhir zaman. Ini karena jalan yang mereka tempuh masih jalan yang lama; tidak ada pembaruan dan tidak ada kemajuan. Mereka terus berpegang teguh pada fakta tentang penyaliban Yesus, melakukan tindakan meminta orang untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, setia berpegang pada perkataan bahwa orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan, perkataan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, dan perempuan harus patuh kepada suaminya, dan bahkan setia berpegang pada gagasan tradisional yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berkhotbah, tetapi hanya boleh taat. Jika gaya kepemimpinan semacam ini harus terus dilakukan, Roh Kudus tidak akan pernah dapat melakukan pekerjaan yang baru, untuk membebaskan manusia dari doktrin, ataupun memimpin mereka memasuki alam kebebasan dan keindahan. Oleh karena itu, tahap pekerjaan yang mengubah zaman ini haruslah dikerjakan dan diucapkan oleh Tuhan itu sendiri; jika tidak, tak seorang pun dapat menggantikan Dia untuk melakukannya. Dengan demikian, sejauh ini, seluruh pekerjaan Roh Kudus di luar aliran ini telah terhenti dan mereka yang dahulu dipakai oleh Roh Kudus telah kehilangan arah mereka. Jadi, karena pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus tidak seperti pekerjaan yang dikerjakan Tuhan sendiri, identitas mereka dan subjek yang mereka wakili dalam tindakan mereka pun berbeda. Ini karena pekerjaan yang ingin Roh Kudus kerjakan berbeda, dan oleh sebab itulah kepada mereka yang sama-sama melakukan pekerjaan diberikan identitas dan status yang berbeda. Manusia yang dipakai Roh Kudus mungkin juga melakukan beberapa pekerjaan baru dan mungkin juga menghapuskan beberapa pekerjaan yang dilakukan di zaman sebelumnya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak dapat mengungkapkan watak dan kehendak Tuhan di zaman yang baru. Mereka bekerja sekadar mengerjakan pekerjaan zaman sebelumnya, dan tidak untuk mengerjakan pekerjaan baru yang secara langsung bertujuan merepresentasikan watak Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, tidak peduli berapa banyak praktik usang yang mereka hapuskan atau berapa banyak praktik baru yang mereka perkenalkan, mereka tetap hanya merepresentasikan manusia dan makhluk ciptaan. Sebaliknya, ketika Tuhan sendiri melakukan pekerjaan-Nya, Ia tidak secara terbuka mengumumkan penghapusan praktik-praktik zaman dahulu atau secara langsung mengumumkan dimulainya zaman yang baru. Dia itu gamblang dan lugas dalam pekerjaan-Nya. Dia terang-terangan dalam melakukan pekerjaan yang ingin Ia lakukan; artinya, Ia secara langsung mengungkapkan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya, secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang dimaksudkan dari semula, yang mengungkapkan keberadaan dan watak-Nya. Dari perspektif manusia, watak-Nya, demikian pula pekerjaan-Nya berbeda dari watak dan pekerjaan-Nya di zaman-zaman yang lalu. Namun dari perspektif Tuhan sendiri, ini hanyalah kelanjutan dan perkembangan lebih lanjut dari pekerjaan-Nya. Tatkala Tuhan sendiri bekerja, Ia mengungkapkan firman-Nya dan secara langsung membawa pekerjaan yang baru tersebut. Sebaliknya, tatkala manusia bekerja, pekerjaan itu adalah hasil pertimbangan dan pembelajaran, atau merupakan perluasan pengetahuan dan sistematisasi tindakan yang didirikan di atas dasar pekerjaan orang lain. Dapat dikatakan, esensi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia adalah mengikuti tatanan yang sudah ada dan "menapaki jalan lama dengan mengenakan sepatu baru." Ini artinya, bahkan jalan yang ditempuh oleh manusia yang dipakai oleh Roh Kudus pun dibangun di atas dasar yang telah dibuka oleh Tuhan sendiri. Jadi, kesimpulan semua yang telah dibahas adalah, manusia tetaplah manusia, dan Tuhan tetaplah Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (1)"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan