Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Kerusakan Manusia | Kutipan 330

03 September 2020

Saat engkau menempuh jalanmu sekarang, pengejaran seperti apakah yang paling sesuai? Dalam pengejaranmu, menjadi orang seperti apa engkau harus mengusahakan dirimu? Engkau harus tahu bagaimana seharusnya engkau memahami semua hal yang menimpamu sekarang ini, baik itu ujian atau kesukaran, baik itu hajaran yang tak berbelas kasihan atau kutukan. Diperhadapkan dengan semua ini, engkau harus merenungkan semuanya dengan cermat apa pun yang terjadi. Mengapa Aku mengatakan ini? Aku mengatakan ini karena apa yang menimpamu saat ini, bagaimanapun juga, merupakan ujian singkat yang terjadi berulang kali; mungkin menurut pandanganmu, semua itu tidak terlalu membebani mental, sehingga engkau membiarkan hal-hal itu berlalu begitu saja, dan tidak menganggapnya sebagai aset yang berharga dalam mengejar kemajuan. Betapa cerobohnya dirimu! Sedemikian cerobohnya engkau sampai-sampai menganggap aset yang berharga ini seolah awan yang melayang-layang di depan matamu, dan engkau tidak menghargai pukulan keras yang menghantammu berulang kali ini—pukulan-pukulan singkat yang bagimu tampaknya ringan—tetapi sebaliknya engkau memandangnya dengan dingin, tidak menganggapnya serius, memperlakukannya sekadar pukulan yang sesekali saja. Engkau sungguh congkak! Terhadap serangan yang dahsyat ini, terhadap serangan serupa badai, yang datang berulang kali ini, engkau hanya menunjukkan sikap tak acuh; terkadang engkau bahkan hanya tersenyum dingin, memperlihatkan ekspresi yang sepenuhnya acuh tak acuh—karena engkau tidak pernah merenungkan mengapa engkau terus menderita "kemalangan" semacam itu. Mungkinkah Aku bersikap sangat tak adil terhadap manusia? Apakah Aku sedang mencari-cari kesalahanmu? Meskipun masalah dengan mentalitasmu mungkin tak separah seperti yang telah Kugambarkan, melalui sikap lahiriahmu yang tenang, engkau telah sejak lama menciptakan gambaran sempurna yang menggambarkan dunia batinmu. Tak ada gunanya Aku mengatakan kepadamu bahwa satu-satunya hal yang tersembunyi jauh di lubuk hatimu adalah umpatan kasar dan jejak kesedihan yang nyaris tak terlihat oleh orang lain. Karena engkau merasa sangat tidak adil bagimu untuk mengalami ujian seperti itu, engkau mengutuk; dan karena ujian-ujian ini membuatmu merasakan ketandusan dunia, engkau dipenuhi dengan kesedihan. Alih-alih menganggap pukulan dan tindakan pendisiplinan yang berulang ini sebagai perlindungan yang terbaik, engkau menganggapnya sebagai pembuat kekacauan dari surga yang tak ada gunanya, atau sebagai ganjaran yang sesuai terhadap dirimu. Engkau sungguh bodoh! Engkau tanpa belas kasihan memenjarakan saat-saat yang baik itu dalam kegelapan; dari waktu ke waktu, engkau memandang ujian dan tindakan pendisiplinan yang luar biasa sebagai serangan dari musuh-musuhmu. Engkau tidak tahu bagaimana beradaptasi dengan lingkunganmu, dan terlebih lagi engkau tak mau berusaha untuk melakukannya, karena engkau tidak mau mendapatkan apa pun dari hajaran yang berulang ini—dan yang bagimu adalah hajaran yang kejam. Engkau tidak berupaya mencari ataupun menyelidiki, dan sekadar pasrah pada nasibmu, dan menerima saja ke mana pun hajaran itu membawamu. Apa yang kauanggap sebagai didikan yang kejam belum mengubah hatimu, juga belum mengambil alih hatimu; sebaliknya, hal itu menikammu tepat di hatimu. Engkau memandang "hajaran yang kejam" ini hanya sebagai musuhmu dalam kehidupan ini, sehingga engkau tidak mendapatkan apa pun. Engkau merasa dirimu paling benar! Jarang engkau memercayai bahwa engkau menderita ujian seperti itu karena engkau begitu hina; sebaliknya, engkau menganggap dirimu sangat malang, dan lebih dari itu mengatakan bahwa Aku selalu mencari-cari kesalahan pada dirimu. Dan sekarang, setelah sampai sejauh ini, berapa banyak yang benar-benar engkau ketahui tentang apa yang Kukatakan dan Kulakukan? Jangan mengira bahwa engkau adalah orang yang berbakat alami, yang hanya sedikit lebih rendah dari surga tetapi jauh lebih tinggi dari bumi. Engkau tidak lebih pintar dari siapa pun juga—bahkan bisa dikatakan sungguh menggemaskan seberapa jauh lebih konyolnya dirimu daripada siapa pun di bumi yang memiliki akal, karena engkau memandang dirimu sendiri terlalu tinggi, dan tidak pernah memiliki perasaan rendah diri; seolah-olah engkau mengetahui tindakan-Ku hingga ke rincian yang terkecil. Kenyataannya, engkau adalah seseorang yang pada dasarnya tidak berakal, karena engkau sama sekali tidak tahu apa yang ingin Kulakukan, dan terlebih lagi engkau tidak menyadari apa yang sedang Kulakukan sekarang. Karena itu, Aku katakan bahwa engkau bahkan tidak sebanding dengan petani tua yang berjerih-payah mengerjakan ladangnya, seorang petani yang tidak memiliki persepsi sedikit pun tentang kehidupan manusia tetapi bergantung pada berkat dari surga ketika ia mengolah ladang. Engkau sama sekali tidak memikirkan tentang hidupmu, engkau tidak mengetahui apa pun tentang kemasyhuran, dan terlebih lagi engkau tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang dirimu sendiri. Engkau terlalu "meninggikan diri"!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Tidak Belajar dan Tetap Tidak Mengetahui Apa pun: Bukankah Mereka itu Binatang Buas?"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan