Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 532

17 Maret 2021

Petrus mengikuti Yesus selama beberapa tahun dan melihat banyak hal dalam diri Yesus yang tidak dimiliki oleh orang lain. Setelah mengikuti Yesus selama satu tahun, Petrus dipilih oleh Yesus dari antara kedua belas murid. (Tentu saja, Yesus tidak mengucapkan ini dengan suara keras, dan murid-murid lain tidak menyadari hal ini sama sekali.) Dalam kehidupannya, Petrus mengukur dirinya sendiri dengan segala sesuatu yang Yesus lakukan. Yang terutama adalah bahwa pesan-pesan yang Yesus khotbahkan terukir di dalam hatinya. Petrus benar-benar penuh pengabdian dan setia kepada Yesus, dan ia tidak pernah mengeluh tentang Yesus. Akibatnya, ia menjadi rekan Yesus yang setia ke mana pun Dia pergi. Petrus mengamati ajaran-ajaran Yesus, perkataan-Nya yang lembut, apa yang dimakan dan dipakai-Nya, kehidupan-Nya sehari-hari, serta bagaimana Dia melakukan perjalanan-Nya. Ia mengikuti teladan Yesus dalam segala hal. Ia tidak pernah merasa diri benar, tetapi membuang segala hal yang telah ketinggalan zaman dan mengikuti teladan Yesus dalam perkataan dan perbuatan. Pada saat itulah, Petrus merasa bahwa langit dan bumi dan segala sesuatu berada di tangan Yang Mahakuasa, dan karena alasan ini, ia tidak memiliki pilihannya sendiri. Petrus juga menyerap segala sesuatu yang diperbuat Yesus dan menggunakannya sebagai teladan. Kehidupan Yesus menunjukkan bahwa Dia tidak bersikap munafik dalam apa yang dilakukan-Nya; alih-alih menyombongkan diri-Nya, Dia menyentuh manusia dengan kasih. Berbagai hal menunjukkan siapa Yesus, dan untuk alasan inilah, Petrus meneladani segala hal dalam diri Yesus. Pengalaman hidupnya membuat Petrus semakin merasakan keindahan Yesus, dan ia mengucapkan perkataan-perkataan seperti ini: "Aku telah mencari Yang Mahakuasa di seluruh alam semesta dan aku telah melihat keajaiban langit dan bumi dan segala sesuatu, dan karenanya aku telah memperoleh perasaan mendalam tentang keindahan Yang Mahakuasa. Akan tetapi, di dalam hatiku sendiri, aku belum pernah memiliki kasih yang murni, dan aku tidak pernah melihat keindahan Yang Mahakuasa dengan mata kepalaku sendiri. Sekarang, di mata Yang Mahakuasa, aku telah diperkenan oleh-Nya dan akhirnya aku merasakan keindahan Tuhan. Akhirnya aku mengetahui bahwa bukan semata-mata karena Tuhan telah menciptakan segala sesuatu, sehingga umat manusia mengasihi-Nya; dalam kehidupanku sehari-hari, aku telah menemukan keindahan-Nya yang tak terbatas. Bagaimana mungkin hal itu dapat dibatasi oleh apa yang dapat dilihat saat ini?" Seiring berjalannya waktu, banyak hal indah yang juga muncul dalam diri Petrus. Ia bertumbuh menjadi sangat taat kepada Yesus, dan tentu saja ia juga mengalami beberapa kemunduran. Ketika Yesus membawanya ke berbagai tempat untuk berkhotbah, Petrus selalu merendahkan dirinya dan mendengarkan khotbah-khotbah Yesus. Ia tidak pernah menjadi congkak karena telah mengikuti Yesus selama bertahun-tahun. Setelah Yesus memberitahukan kepadanya bahwa alasan Dia datang adalah untuk disalibkan sehingga Dia dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya, Petrus sering merasakan kesedihan dalam hatinya dan diam-diam menangis sendirian. Namun demikian, hari "naas" itu akhirnya tiba. Setelah Yesus ditangkap, Petrus menangis sendirian di perahu nelayannya dan banyak berdoa untuk hal ini. Namun di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah kehendak Bapa, dan tidak seorang pun dapat mengubahnya. Ia tetap sedih dan berlinang air mata hanya karena kasihnya. Tentu saja, ini adalah kelemahan manusia. Jadi, ketika ia tahu bahwa Yesus akan disalibkan, ia bertanya kepada Yesus: "Setelah Engkau pergi, apakah Engkau akan kembali berada di tengah kami dan mengawasi kami? Apakah kami akan tetap dapat melihat-Mu?" Meskipun perkataan ini sangat naif dan penuh dengan gagasan manusia, Yesus mengetahui pahitnya penderitaan Petrus, sehingga oleh kasih-Nya Dia peduli terhadap kelemahan Petrus: "Petrus, Aku telah mengasihimu. Apakah engkau tahu itu? Meskipun apa yang kaukatakan tidak beralasan, Bapa telah berjanji bahwa setelah kebangkitan-Ku, Aku akan menampakkan diri kepada orang-orang selama 40 hari. Apakah engkau tidak percaya bahwa Roh-Ku akan sering menganugerahkan kasih karunia kepada engkau semua?" Meskipun Petrus merasa agar terhibur oleh perkataan ini, ia masih merasa ada sesuatu yang kurang, sehingga setelah dibangkitkan, Yesus menampakkan diri kepadanya secara terbuka untuk pertama kalinya. Namun, untuk mencegah Petrus agar tidak terus berpegang pada gagasannya sendiri, Yesus menolak makanan berlimpah-limpah yang telah disiapkan Petrus bagi-Nya, dan menghilang dalam sekejap mata. Sejak saat itu, Petrus akhirnya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan Yesus dan jauh lebih mengasihi-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus sering menampakkan diri kepada Petrus. Dia menampakkan diri kepada Petrus tiga kali lagi setelah empat puluh hari berlalu dan Dia naik ke surga. Setiap kali Dia menampakkan diri adalah ketika pekerjaan Roh Kudus akan selesai dan pekerjaan baru akan segera dimulai.

Di sepanjang hidupnya, Petrus mencari nafkah dengan menjadi nelayan, tetapi lebih dari itu, ia hidup untuk berkhotbah. Di tahun-tahun akhir hidupnya, ia menulis surat Petrus yang pertama dan kedua, juga beberapa surat kepada jemaat Filadelfia pada masa itu. Orang-orang pada masa itu sangat tersentuh olehnya. Ia tidak pernah mengajar orang berdasarkan kemampuannya sendiri, tetapi memperlengkapi mereka dengan bekal hidup yang sesuai. Petrus tidak pernah melupakan ajaran Yesus sebelum Dia pergi, dan merasa terinspirasi oleh pengajaran itu sepanjang hidupnya. Sementara mengikuti Yesus, Petrus bertekad untuk membalas kasih Tuhan dengan kematiannya dan mengikuti teladan Yesus dalam segala hal. Yesus menyetujui hal ini, sehingga ketika ia berusia 53 tahun (lebih dari 20 tahun setelah kepergian Yesus), Yesus menampakkan diri kepadanya untuk membantunya memenuhi aspirasinya. Selama tujuh tahun berikutnya, Petrus menghabiskan hidupnya untuk mengenal dirinya sendiri. Suatu hari, di penghujung tujuh tahun ini, ia disalibkan secara terbalik, dan dengan demikian mengakhiri kehidupannya yang luar biasa.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Penafsiran Rahasia 'Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta', Tentang Kehidupan Petrus"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan