Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 477

20 Oktober 2020

Walaupun penyingkapan alami memang terjadi setelah Petrus mulai mengikuti Yesus, dalam sifatnya, ia sejak semula adalah orang yang bersedia tunduk pada Roh Kudus dan mencari Kristus. Ketaatannya kepada Roh Kudus bersifat murni: Ia tidak mencari kemasyhuran dan kekayaan, melainkan termotivasi oleh ketaatan pada kebenaran. Meskipun ada kejadian ketika Petrus tiga kali menyangkal mengenal Kristus, dan meskipun ia mencobai Tuhan Yesus, sedikit kelemahan manusia seperti itu tidak ada kaitannya dengan sifatnya, dan tidak memengaruhi pengejarannya di masa mendatang, dan tak cukup membuktikan bahwa pencobaannya adalah tindakan antikristus. Kelemahan manusia normal dimiliki semua orang di dunia—apakah kaukira Petrus akan berbeda? Bukankah orang memiliki pandangan tertentu mengenai Petrus karena ia melakukan beberapa kesalahan bodoh? Bukankah orang begitu memuja Paulus karena semua pekerjaan yang dilakukannya, dan karena semua surat yang ditulisnya? Mungkinkah manusia dapat melihat ke dalam hakikat manusia? Apa betul mereka yang benar-benar memiliki akal dapat melihat hal yang begitu tak berarti? Meskipun pengalaman Petrus yang menyakitkan selama bertahun-tahun tidak dicatat dalam Alkitab, hal ini bukan berarti bahwa Petrus tidak memiliki pengalaman yang nyata, atau bahwa Petrus tidak disempurnakan. Bagaimana mungkin pekerjaan Tuhan dapat diselami sepenuhnya oleh manusia? Catatan dalam Alkitab bukan dipilih langsung oleh Yesus, melainkan dihimpun oleh generasi-generasi selanjutnya. Dengan demikian, bukankah semua yang tercatat dalam Alkitab dipilih berdasarkan gagasan manusia? Terlebih lagi, akhir hidup Petrus dan Paulus tidak dinyatakan secara terbuka dalam surat-surat kepada jemaat, sehingga manusia menilai Petrus dan Paulus menurut persepsinya sendiri, dan menurut keinginannya sendiri. Karena Paulus melakukan begitu banyak pekerjaan, karena "kontribusinya" begitu besar, ia merebut kepercayaan massa. Bukankah manusia hanya berkonsentrasi pada hal-hal yang tampak di permukaan? Bagaimana mungkin manusia dapat melihat ke dalam hakikat manusia? Belum lagi, mengingat Paulus telah menjadi objek penyembahan selama ribuan tahun, siapa yang berani gegabah menyangkal pekerjaannya? Petrus hanya seorang nelayan, jadi bagaimana mungkin kontribusinya bisa sebesar kontribusi Paulus? Berdasarkan kontribusinya, Paulus sudah semestinya dihargai di atas Petrus, dan ia sudah semestinya lebih layak mendapat perkenanan Tuhan. Siapa yang menyangka bahwa, dalam perlakuan-Nya kepada Paulus, Tuhan sekadar membuatnya bekerja melalaui karunia-karunianya, sementara Tuhan menyempurnakan Petrus. Sama sekali bukan berarti bahwa Tuhan Yesus telah membuat rencana bagi Petrus dan Paulus sejak semula: Sebaliknya, mereka disempurnakan atau dibuat bekerja berdasarkan sifat bawaan mereka. Jadi, hal yang dilihat orang hanya kontribusi lahiriah manusia semata-mata, sementara Tuhan melihat hakikat manusia, serta jalan yang ditempuh manusia sejak semula, dan motivasi di balik pengejaran manusia. Orang mengukur manusia menurut konsepsi mereka, dan menurut persepsi mereka sendiri, tetapi kesudahan manusia tidak ditentukan oleh hal-hal lahiriahnya. Oleh karena itu, Kukatakan bahwa jika jalan yang kautempuh sejak semula adalah jalan keberhasilan, dan sudut pandangmu mengenai pengejaran sejak semula adalah sudut pandang yang benar, engkau seperti Petrus. Sebaliknya, jika jalan yang kautempuh adalah jalan kegagalan, berapa pun harga yang kaubayar, kesudahanmu akan tetap sama seperti Paulus. Apa pun jadinya, tempat tujuanmu, dan berhasil atau gagalnya engkau, keduanya ditentukan oleh benar tidaknya jalan yang kaucari, dan bukan oleh pengabdianmu, atau harga yang kaubayar. Hakikat Petrus dan Paulus, dan tujuan yang mereka kejar, berbeda. Manusia tidak dapat mengungkapkan hal-hal ini, dan hanya Tuhan yang dapat memahami mereka dalam seluruh keberadaan mereka. Sebab yang dilihat Tuhan adalah hakikat manusia, sementara manusia tidak tahu apa-apa mengenai hakikatnya sendiri. Manusia tidak dapat mengamati hakikat dalam diri manusia atau tingkat pertumbuhannya yang sebenarnya, dan karena itu tidak dapat menentukan alasan kegagalan dan keberhasilan Paulus dan Petrus. Alasan kebanyakan orang menyembah Paulus dan bukan Petrus karena Paulus dipakai untuk melayani orang banyak, dan manusia dapat melihat pekerjaan ini, sehingga orang mengakui "pencapaian" Paulus. Sementara itu, pengalaman Petrus tak terlihat oleh manusia, dan perkara yang dicarinya tak terjangkau oleh manusia, sehingga manusia tidak menaruh perhatian kepada Petrus.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan