Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 421

18 Februari 2021

Untuk datang ke hadapan Tuhan untuk menerima firman-Nya sebagai kehidupanmu, engkau harus terlebih dahulu tenang di hadapan Tuhan. Hanya setelah engkau tenang di hadapan Tuhan, barulah Tuhan akan mencerahkanmu dan memberimu pengetahuan. Semakin tenang orang-orang di hadapan Tuhan, semakin mampu mereka menerima pencerahan dan penerangan Tuhan. Semua ini menuntut orang untuk memiliki kesalehan dan iman; hanya dengan demikianlah mereka dapat dijadikan sempurna. Pelajaran mendasar untuk memasuki kehidupan rohani adalah memiliki ketenangan di hadirat Tuhan. Hanya jika engkau dalam keadaan tenang di hadirat Tuhan barulah semua pelatihan rohanimu akan efektif. Jika hatimu tidak mampu untuk tenang di hadapan Tuhan, engkau tidak akan mampu menerima pekerjaan Roh Kudus. Jika hatimu tenang di hadapan Tuhan, terlepas dari apa pun yang sedang engkau lakukan, engkau adalah seseorang yang hidup di hadirat Tuhan. Jika hatimu dalam keadaan tenang di hadapan Tuhan dan mendekat kepada Tuhan, terlepas dari apa pun yang sedang engkau lakukan, ini membuktikan bahwa engkau adalah seorang yang tenang di hadapan Tuhan. Jika, ketika engkau sedang berbicara dengan orang lain, atau sedang berjalan, engkau mampu berkata, "Hatiku mendekat kepada Tuhan, dan tidak berfokus pada hal-hal lahiriah, dan aku dapat tenang di hadapan Tuhan," maka engkau adalah seseorang yang tenang di hadapan Tuhan. Jangan terlibat dengan apa pun yang menarik hatimu kepada hal-hal lahiriah, atau dengan orang-orang yang memisahkan hatimu dari Tuhan. Apa pun yang dapat mengalihkan hatimu sehingga tidak dekat dengan Tuhan, singkirkanlah, atau jauhilah itu. Ini akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupanmu. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk pekerjaan besar Roh Kudus, waktunya untuk Tuhan secara pribadi menyempurnakan manusia. Jika, pada saat ini, engkau tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, engkau bukanlah seseorang yang akan kembali ke hadapan takhta Tuhan. Jika engkau mengejar hal-hal lain selain Tuhan, tidak mungkin bagimu untuk disempurnakan oleh Tuhan. Mereka yang dapat mendengar perkataan-perkataan dari Tuhan ini tetapi gagal untuk tenang di hadapan-Nya di masa sekarang adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran dan tidak mengasihi Tuhan. Jika engkau tidak mau mempersembahkan dirimu pada saat ini, apa lagi yang engkau tunggu? Mempersembahkan diri berarti menenangkan hati di hadapan Tuhan. Itu tentu merupakan persembahan yang sejati. Siapa pun yang sekarang ini sungguh-sungguh mempersembahkan hatinya kepada Tuhan pasti akan disempurnakan oleh Tuhan. Tidak ada sesuatu, apa pun itu, yang dapat mengganggumu; entah itu untuk memangkasmu atau menanganimu, atau apakah engkau mengalami frustrasi atau kegagalan, hatimu harus selalu tenang di hadapan Tuhan. Terlepas dari cara orang-orang memperlakukanmu, hatimu harus tenang di hadapan Tuhan. Terlepas dari keadaan apa pun yang engkau hadapi—entah engkau ditimpa kesulitan, penderitaan, penganiayaan, atau berbagai ujian—hatimu harus selalu tenang di hadapan Tuhan; itulah jalan untuk dijadikan sempurna. Hanya ketika engkau benar-benar tenang di hadapan Tuhan, barulah firman Tuhan di masa sekarang menjadi jelas bagimu. Engkau kemudian dapat melakukan penerapan dengan lebih benar dan tanpa menyimpang dari penerangan dan pencerahan Roh Kudus, memahami dengan lebih jelas maksud Tuhan, yang akan memberi arah yang lebih jelas bagi pelayananmu, memahami dengan lebih akurat gerakan dan tuntunan Roh Kudus, dan berkeyakinan untuk hidup di bawah tuntunan Roh Kudus. Itulah efek yang diraih dengan benar-benar menjadi tenang di hadapan Tuhan. Ketika orang-orang tidak jelas tentang firman Tuhan, tidak memiliki jalan penerapan, gagal untuk memahami maksud Tuhan, atau tidak memiliki prinsip-prinsip penerapan, ini karena hati mereka tidak tenang di hadapan Tuhan. Tujuan tenang di hadapan Tuhan adalah untuk menjadi bersungguh-sungguh dan pragmatis, untuk mencari ketepatan dan transparansi dalam firman Tuhan, dan pada akhirnya untuk sampai pada pemahaman akan kebenaran dan mengenal Tuhan.

Jika hatimu tidak sering tenang di hadapan Tuhan, Tuhan pun tidak memiliki sarana untuk menyempurnakanmu. Tidak punya tekad sama saja dengan tidak punya hati, dan seseorang yang tidak punya hati tidak dapat tenang di hadapan Tuhan; orang seperti itu tidak tahu berapa banyak pekerjaan yang Tuhan lakukan, atau seberapa banyak Ia berfirman, dan mereka juga tidak tahu bagaimana cara melakukan pengamalan. Bukankah orang seperti ini adalah orang yang tidak punya hati? Bisakah seseorang yang tidak punya hati tenang di hadapan Tuhan? Tuhan tidak memiliki sarana untuk menyempurnakan manusia yang tidak punya hati—mereka tidak berbeda dari hewan pikul. Tuhan telah berbicara dengan sangat jelas dan transparan, tetapi hatimu tetap tidak tergerak, dan engkau tetap tidak bisa tenang di hadapan Tuhan. Bukankah engkau adalah binatang yang bodoh? Beberapa orang menyimpang dalam menerapkan ketenangan di hadirat Tuhan. Ketika tiba saatnya untuk memasak, mereka tidak memasak, dan ketika saatnya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, mereka tidak melakukannya, melainkan terus berdoa dan bermeditasi. Menjadi tenang di hadapan Tuhan bukan berarti tidak memasak atau melakukan tugas-tugas rumah tangga, atau tidak menjalani kehidupan; sebaliknya, itu berarti mampu menenangkan hati di hadapan Tuhan dalam semua keadaan yang normal, dan memiliki tempat bagi Tuhan di dalam hati. Ketika engkau berdoa, engkau harus berlutut dengan benar di hadapan Tuhan untuk berdoa; ketika engkau melakukan pekerjaan rumah tangga atau menyiapkan makanan, tenangkan hatimu di hadapan Tuhan, renungkan firman Tuhan, atau nyanyikan lagu-lagu pujian. Tidak peduli dalam situasi apa pun engkau berada, engkau harus memiliki cara penerapanmu sendiri, engkau harus berusaha sebaik mungkin untuk mendekat kepada Tuhan, dan engkau harus berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan hatimu di hadapan Tuhan. Bila keadaan memungkinkan, berdoalah dengan satu pikiran; bila keadaan tidak memungkinkan, mendekatlah kepada Tuhan di dalam hatimu sambil melakukan tugas yang ada di hadapanmu. Ketika engkau bisa makan dan minum firman Tuhan, maka makan dan minumlah firman-Nya; ketika engkau bisa berdoa, maka berdoalah; ketika engkau dapat merenungkan Tuhan, maka renungkanlah Dia. Dengan kata lain, lakukan yang terbaik untuk melatih dirimu masuk sesuai dengan lingkunganmu. Beberapa orang dapat tenang di hadapan Tuhan ketika tidak ada masalah, tetapi begitu sesuatu terjadi, pikiran mereka mengembara. Itu bukanlah tenang di hadapan Tuhan. Cara yang benar untuk mengalaminya adalah ini: dalam keadaan apa pun, hati seseorang tidak boleh menjauh dari Tuhan, atau merasa terganggu oleh orang-orang, peristiwa, atau berbagai hal yang ada di luar, dan hanya pada saat itulah seseorang menjadi orang yang benar-benar tenang di hadapan Tuhan. Beberapa orang mengatakan bahwa, ketika mereka berdoa dalam ibadah, hati mereka dapat tenang di hadapan Tuhan, tetapi dalam persekutuan dengan orang lain, mereka tidak dapat tenang di hadapan Tuhan, dan pikiran mereka menjadi liar. Ini bukanlah tenang di hadapan Tuhan. Hari ini, kebanyakan orang berada dalam keadaan seperti ini, hati mereka tidak dapat selalu tenang di hadapan Tuhan. Jadi, engkau semua harus lebih berupaya melatih dirimu sendiri di bidang ini, masuklah, langkah demi langkah, di jalur pengalaman hidup yang benar, dan mulailah menempuh jalan untuk disempurnakan oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Menenangkan Hatimu di Hadapan Tuhan"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan