Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 420

18 Februari 2021

Merenungkan dan berdoa berdasarkan firman Tuhan sambil makan dan minum firman-Nya pada masa sekarang adalah langkah pertama untuk tenang di hadapan Tuhan. Jika engkau benar-benar mampu untuk tenang di hadapan Tuhan, pencerahan dan penerangan Roh Kudus akan menyertaimu. Semua kehidupan rohani dicapai melalui keadaan tenang di hadirat Tuhan. Dalam berdoa, engkau harus tenang di hadapan Tuhan, dan hanya dalam keadaan itulah engkau dapat digerakkan oleh Roh Kudus. Ketika engkau tenang di hadapan Tuhan saat engkau makan dan minum firman Tuhan, engkau dapat dicerahkan dan diterangi, dan dapat mencapai pemahaman yang benar tentang firman Tuhan. Ketika, dalam aktivitas perenungan dan persekutuan yang biasa engkau lakukan dan ketika mendekat kepada Tuhan di dalam hatimu, engkau menjadi tenang di hadirat Tuhan, engkau akan dapat menikmati kedekatan yang sejati dengan Tuhan, memiliki pemahaman yang sejati tentang kasih Tuhan dan pekerjaan-Nya, dan menunjukkan perhatian dan kepedulian sejati terhadap maksud Tuhan. Semakin engkau dapat terbiasa tenang di hadapan Tuhan, semakin engkau akan diterangi dan semakin engkau dapat memahami watakmu sendiri yang rusak, apa yang kurang dalam dirimu, apa yang harus engkau masuki, fungsi apa yang harus engkau jalankan, dan di mana letak kekuranganmu. Semua ini dicapai dengan menjadi tenang di hadirat Tuhan. Jika engkau benar-benar mencapai kedalaman dalam ketenanganmu di hadapan Tuhan, engkau akan dapat memahami rahasia-rahasia tertentu dari roh, memahami apa yang ingin dilakukan oleh Tuhan sekarang ini dalam dirimu, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang firman Tuhan, memahami esensi firman Tuhan, hakikat firman Tuhan, perwujudan firman Tuhan, dan engkau akan dapat melihat jalan penerapan dengan lebih jelas dan akurat. Jika engkau gagal mencapai kedalaman yang memadai untuk menjadi tenang dalam rohmu, engkau hanya akan sedikit digerakkan oleh Roh Kudus; engkau akan merasa dikuatkan di dalam batin dan akan merasakan sejumlah kenikmatan dan kedamaian, tetapi engkau tidak akan memahami apa pun secara lebih mendalam. Aku telah katakan sebelumnya: jika orang-orang tidak menggunakan segenap kekuatan mereka, akan sulit bagi mereka untuk mendengar suara-Ku atau melihat wajah-Ku. Ini mengacu pada mencapai kedalaman dalam ketenangan seseorang di hadapan Tuhan, bukan berusaha melakukan upaya yang dangkal. Seseorang yang benar-benar dapat tenang di hadirat Tuhan mampu membebaskan dirinya dari semua ikatan duniawi, dan dapat dimiliki oleh Tuhan. Semua orang yang tidak mampu untuk tenang di hadirat Tuhan pasti tak bermoral dan tidak terkendali. Semua orang yang dapat tenang di hadapan Tuhan adalah mereka yang saleh di hadapan Tuhan, dan yang merindukan Tuhan. Hanya mereka yang tenang di hadapan Tuhanlah yang menghargai kehidupan, menghargai persekutuan dalam roh, haus akan firman Tuhan, dan mengejar kebenaran. Siapa pun yang tidak menghargai ketenangan di hadapan Tuhan dan tidak berlatih menjadi tenang di hadapan Tuhan adalah orang yang sombong dan dangkal, yang melekat pada dunia dan tidak memiliki kehidupan; seandainya pun mereka mengatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan, mereka mengucapkannya di bibir saja. Orang-orang yang pada akhirnya Tuhan sempurnakan dan lengkapi adalah mereka yang mampu untuk tenang di hadirat-Nya. Karena itu, mereka yang tenang di hadapan Tuhan dikaruniai berkat-berkat yang besar. Orang-orang yang jarang meluangkan waktu untuk makan dan minum firman Tuhan sepanjang hari, yang disibukkan dengan urusan lahiriah dan tidak menganggap penting jalan masuk menuju kehidupan—mereka semua adalah orang-orang munafik tanpa prospek pertumbuhan di masa depan. Hanya mereka yang bisa tenang di hadapan Tuhan dan benar-benar dapat bersekutu dengan Tuhanlah yang merupakan umat Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Menenangkan Hatimu di Hadapan Tuhan"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan