Akhir segalanya t'lah dekat,

s'luruh langit bumi berakhir.

Bagaimana bisa manusia terluput pada hari akhir?

Mungkinkah yang hormat

dan merindukan penampakan Tuhan

tak melihat hari munculnya keadilan Tuhan?

Mungkinkah m'reka tak diberi

upah akhir untuk kebaikan?

Apa kau berbuat baik

atau kau berbuat yang jahat?

Apa kauterima penghakiman

dan kar'nanya jadi taat?

Atau kau menerimanya dan kemudian dikutuk?

Sudahkah kauhidup dalam terang di depan Tuhan?

Atau kau sedang hidup di kegelapan alam maut?

Bukankah kautahu 'kan dihukum atau diberi upah?

Bukankah kautahu Tuhan itu adil?

S'perti apa tindakan dan hatimu?

Seb'rapa yang kaulepaskan 'tuk Tuhan?

Seb'rapa dalam kausembah Dia?

Bukankah kautahu perilakumu terhadap-Nya?

Kau harusnya yang paling tahu

bagaimana akhirmu.

Tuhan ciptakan manusia dan menciptakanmu juga,

tapi tak serahkan dirimu kepada Iblis,

atau membuatmu berontak,

dan dihukum Tuhan.

Bukankah semua derita ini karena

hatimu sangat keras dan tingkahmu yang tercela?

S'perti apa tindakan dan hatimu?

Seb'rapa yang kaulepaskan 'tuk Tuhan?

Seb'rapa dalam kausembah Dia?

Bukankah kautahu perilakumu terhadap-Nya?

Kau harusnya yang paling tahu

bagaimana akhirmu.

Bukankah kau yang tentukan akhirmu?

Bukankah kautahu akhirmu?

Tuhan taklukkan manusia untuk menyingkapkan

dan s'lamatkan m'reka.

Bukan membuat kau berbuat jahat

dan pimpin menuju kehancuran.

Akhirnya, tidakkah dosamu yang menyebabkan

derita dan tangismu?

S'perti apa tindakan dan hatimu?

Seb'rapa yang kaulepaskan 'tuk Tuhan?

Seb'rapa dalam kausembah Dia?

Bukankah kautahu perilakumu terhadap-Nya?

Kau harusnya yang paling tahu

bagaimana akhirmu.

Bukankah kebaikan, kejahatanmu

jadi penghakimanmu?

Itu bukti terbaik s'perti apa akhirmu.

Diadaptasi dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"